Kisah Para Rasul 20:1-38

20  Setelah kerusuhan itu reda, Paulus memanggil murid-murid dan menguatkan mereka, lalu pamit dan memulai perjalanannya ke Makedonia.+  Setelah pergi lewat daerah-daerah itu dan menyampaikan kata-kata yang menguatkan murid-murid di sana, dia tiba di Yunani.  Dia tinggal di sana selama tiga bulan. Tapi dia mendengar rencana jahat orang Yahudi+ terhadapnya ketika dia akan berlayar ke Siria, maka dia memutuskan untuk kembali melalui Makedonia.  Dia ditemani Sopater anak Pirus dari Berea, Aristarkhus+ dan Sekundus orang-orang Tesalonika, Gayus dari Derbe, Timotius,+ serta Tikhikus+ dan Trofimus+ dari Provinsi Asia.  Orang-orang ini pergi lebih dulu dan menunggu kami di Troas.+  Tapi kami berlayar dari Filipi sesudah Perayaan Roti Tanpa Ragi,+ dan setelah lima hari, kami datang kepada mereka di Troas, lalu tinggal di sana selama tujuh hari.  Pada hari pertama minggu itu, ketika kami berkumpul untuk makan bersama, Paulus mulai berbicara kepada mereka, karena besoknya dia akan berangkat. Dia terus berbicara sampai tengah malam.  Di ruang atas tempat kami berkumpul, ada cukup banyak lampu.  Seorang pemuda bernama Eutikhus duduk di jendela, dan sementara Paulus masih berbicara, dia tertidur nyenyak sehingga jatuh dari lantai tiga dan sudah mati ketika diangkat. 10  Tapi Paulus turun, berbaring di atas anak muda itu dan memeluknya,+ lalu berkata, ”Jangan khawatir lagi. Dia hidup.”+ 11  Setelah itu Paulus naik lagi, memulai acara makan itu, kemudian makan. Dia berbicara lagi cukup lama sampai pagi, lalu dia berangkat. 12  Maka mereka membawa pulang anak itu dalam keadaan hidup dan merasa begitu terhibur. 13  Lalu kami lebih dulu naik ke kapal dan berlayar ke Asos, karena Paulus ingin berjalan kaki ke sana. Sesuai dengan petunjuknya, kami akan menjemput Paulus di sana untuk naik kapal. 14  Maka ketika dia menemui kami di Asos, kami membawanya naik kapal dan pergi ke Mitilene. 15  Besoknya, kami berlayar dari sana dan sampai di seberang Pulau Khios. Besoknya lagi, kami berlabuh sebentar di Samos, dan hari berikutnya, kami sampai di Miletus. 16  Paulus memutuskan untuk berlayar tanpa berhenti di Efesus,+ agar waktunya tidak habis di Provinsi Asia. Dia buru-buru supaya kalau bisa, dia tiba di Yerusalem+ pada hari Perayaan Pentakosta.+ 17  Meski begitu, dari Miletus dia mengirim pesan ke Efesus dan memanggil para penatua sidang jemaat itu. 18  Ketika mereka datang, dia berkata, ”Kalian tahu betul seperti apa hidupku di antara kalian sejak hari pertama aku melangkah ke Provinsi Asia.+ 19  Aku bekerja sebagai budak Tuhan* dengan penuh kerendahan hati,+ air mata, dan cobaan yang menimpaku karena rencana jahat orang Yahudi. 20  Aku tidak menahan diri untuk memberi tahu kalian semua hal yang bermanfaat bagi kalian,* atau untuk mengajar kalian di depan umum+ dan dari rumah ke rumah.+ 21  Aku bersaksi dengan saksama kepada orang Yahudi dan orang Yunani tentang pertobatan+ kepada Allah dan iman kepada Tuan kita Yesus.+ 22  Sekarang perhatikanlah, karena dorongan kuasa kudus, aku pergi menuju Yerusalem,+ walaupun aku tidak tahu apa yang akan kualami di sana. 23  Aku hanya tahu kesaksian yang diberikan kepadaku dari kota ke kota melalui kuasa kudus, bahwa penjara dan kesengsaraan sedang menunggu aku.+ 24  Meski begitu, aku tidak menganggap nyawaku penting bagiku.* Yang penting, aku bisa berlari sampai garis finis+ dan menyelesaikan tugas pelayananku dari Tuan Yesus,+ yaitu bersaksi dengan saksama tentang kabar baik mengenai kebaikan hati Allah yang luar biasa.* 25  ”Begini, aku tahu bahwa tidak satu pun dari kalian yang mendapat berita Kerajaan dariku akan pernah melihat mukaku lagi. 26  Jadi pada hari ini, aku memanggil kalian untuk menjadi saksi bahwa aku bersih dari darah semua orang,+ 27  karena aku tidak menahan diri untuk memberi tahu kalian seluruh kehendak Allah.+ 28  Perhatikanlah diri kalian sendiri+ dan seluruh kawanan itu, karena kalian telah dilantik dengan kuasa kudus sebagai pengawas mereka,+ untuk menggembalakan sidang jemaat Allah,+ yang Dia beli dengan darah Putra-Nya sendiri.+ 29  Aku tahu bahwa setelah kepergianku, serigala-serigala buas akan masuk di antara kalian.+ Mereka tidak akan memperlakukan kawanan dengan lembut. 30  Selain itu, dari antara kalian akan ada yang menyampaikan ajaran sesat untuk membuat murid-murid menyimpang kepada mereka.+ 31  ”Jadi tetaplah sadar, dan ingatlah bahwa siang malam selama tiga tahun,+ aku tak henti-hentinya menasihati kalian masing-masing sambil meneteskan air mata. 32  Sekarang, kalian kupercayakan kepada Allah dan kepada firman tentang kebaikan hati-Nya yang luar biasa,* yaitu firman yang bisa membuat kalian kuat dan mendapat warisan bersama semua orang suci.+ 33  Aku tidak pernah mengharapkan perak, emas, atau baju siapa pun.+ 34  Kalian sendiri tahu bahwa tanganku inilah yang menyediakan kebutuhanku+ dan kebutuhan orang-orang yang bersamaku. 35  Dalam segala hal, aku sudah menunjukkan kepada kalian bahwa dengan bekerja keras seperti ini,+ kalian harus membantu orang yang lemah dan harus mengingat kata-kata Tuan Yesus sendiri, yaitu, ’Lebih bahagia memberi+ daripada menerima.’” 36  Setelah mengatakan hal itu, dia berlutut bersama mereka dan berdoa. 37  Mereka semua menangis tersedu-sedu sambil memeluk Paulus dan mencium dia. 38  Hati mereka pedih, terutama karena dia berkata bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi.+ Kemudian mereka mengantar dia ke kapal.

Catatan Kaki

Atau mungkin ”Tuan”. Yunani: Kyrios. Lihat Daftar Istilah.
Atau ”yang menguntungkan”.
Atau ”berharga sedikit pun bagiku”.

Keterangan Tambahan

kami: Kata ”kami” yang Lukas gunakan di sini menunjukkan bahwa di kota Filipi, Lukas kembali ikut menemani Paulus. Sebelumnya, di kota yang sama, mereka berdua sempat berpisah. (Kis 16:10-17, 40) Mulai ayat ini, mereka pergi bersama dari Filipi ke Yerusalem, tempat Paulus belakangan ditangkap. (Kis 20:5–21:18, 33) Dalam beberapa bagian di buku Kisah, Lukas menunjukkan bahwa dia ada dalam peristiwa yang dia tulis. Ini adalah bagian yang kedua.​—Lihat keterangan tambahan Kis 16:10; 27:1.

Perayaan Roti Tanpa Ragi: Lihat ”Perayaan Roti Tanpa Ragi” di Daftar Istilah.​—Lihat Lamp. B15.

makan: Lit.: ”memecah-mecahkan roti”. Pada zaman itu, roti adalah salah satu makanan pokok di Timur Tengah. Jadi, ungkapan ”memecah-mecahkan roti” belakangan digunakan untuk memaksudkan makan makanan apa pun. Roti pada waktu itu biasanya berbentuk pipih, dan setelah dipanggang, menjadi keras. Jadi, roti itu biasanya dibagi-bagi dengan cara dipecah-pecahkan, bukan dipotong dengan pisau. Memecah-mecahkan roti adalah kebiasaan yang umum, dan Yesus juga sering melakukannya. (Lihat keterangan tambahan Mat 14:19; lihat juga Mat 15:36; Luk 24:30.) Waktu Yesus mengadakan Perjamuan Malam Tuan untuk pertama kalinya, dia mengambil roti dan memecah-mecahkannya. Karena ini adalah hal yang biasa dilakukan, tindakan Yesus itu tidak punya makna tertentu. (Lihat keterangan tambahan Mat 26:26.) Ada yang berpendapat bahwa kalau ungkapan ini dipakai dalam teks asli buku Kisah, yang dimaksud adalah acara peringatan Perjamuan Malam Tuan. (Kis 2:42, 46; 20:7, 11) Tapi, dalam ayat-ayat tentang Perjamuan Malam Tuan, memecah-mecahkan roti selalu disebutkan bersamaan dengan minum anggur. (Mat 26:26-28; Mrk 14:22-25; Luk 22:19, 20; 1Kor 10:16-21; 11:23-26) Kedua hal itu sama pentingnya. Jadi, kalau sebuah ayat hanya menyebutkan tentang memecah-mecahkan roti dan tidak menyebutkan tentang minum anggur, yang dimaksud hanyalah acara makan biasa, bukan Perjamuan Malam Tuan. Selain itu, acara Peringatan kematian Yesus menggantikan perayaan Paskah, yang hanya diadakan satu kali setahun. Tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa Yesus ingin acara itu diadakan lebih sering dari Paskah.

Dia hidup: Atau ”Jiwanya [maksudnya, ”Nyawanya”] ada padanya”. Dengan kata lain, anak muda sudah kembali bernyawa. Sama seperti dalam banyak ayat lain di Kitab-Kitab Yunani Kristen, kata Yunani psykhe di ayat ini memaksudkan nyawa, atau kehidupan, milik seseorang.​—Mat 6:25; 10:39; 16:25, 26; Luk 12:20; Yoh 10:11, 15; 13:37, 38; 15:13; lihat ”Jiwa” di Daftar Istilah.

memulai acara makan itu: Lit.: ”memecah-mecahkan roti”.​—Lihat keterangan tambahan Kis 20:7.

para penatua: Atau ”tua-tua”. Lit.: ”pria-pria yang lebih tua”. Di Alkitab, kata Yunani presbyteros terutama memaksudkan pria-pria yang punya wewenang atau tanggung jawab di dalam suatu komunitas atau di bangsa tertentu. Di bangsa Israel dulu, pria-pria yang matang secara rohani diberi tanggung jawab untuk memimpin dan mengatur seluruh bangsa itu. Sama seperti itu, pria-pria yang matang secara rohani melayani sebagai penatua di sidang-sidang jemaat pada abad pertama M. Catatan tentang pertemuan Paulus dengan para penatua dari Efesus ini menunjukkan bahwa pada waktu itu, di setiap sidang ada lebih dari satu penatua. Jumlah penatua di setiap sidang bergantung pada berapa banyak pria di sidang itu yang memenuhi syarat untuk menjadi penatua, atau dengan kata lain, matang secara rohani. (1Tim 3:1-7; Tit 1:5-8) Waktu Paulus menulis suratnya yang pertama kepada Timotius, yang pada waktu itu kelihatannya tinggal di Efesus, dia menyebutkan tentang adanya ”badan penatua”.​—1Tim 1:3; 4:14.

kerendahan hati: Orang yang rendah hati sama sekali tidak sombong atau angkuh. Dia menganggap Allah dan orang lain lebih tinggi daripada dirinya. Kerendahan hati bukanlah kelemahan. Sebaliknya, ini adalah sikap dan cara berpikir yang menyenangkan Allah. Orang-orang Kristen yang benar-benar rendah hati bisa saling bekerja sama dengan baik. (Ef 4:2; Flp 2:3; Kol 3:12; 1Ptr 5:5) Dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, kata tapeinofrosyne, yang di ayat ini diterjemahkan menjadi ”kerendahan hati”, berasal dari kata tapeinoo, ”menjadikan rendah”, dan kata fren, ”pikiran”. Jadi, secara literal, kata ini berarti ”kerendahan pikiran”. Kata lain yang berkaitan adalah tapeinos, yang diterjemahkan menjadi ”rendah hati” (Mat 11:29), ”orang rendah hati” (Yak 4:6), dan ”yang rendah hati” (1Ptr 5:5).​—Lihat keterangan tambahan Mat 11:29.

dari rumah ke rumah: Atau ”di rumah yang berbeda-beda”. Ayat setelahnya menunjukkan bahwa Paulus pergi dari rumah ke rumah untuk mengajar orang-orang ”tentang pertobatan kepada Allah dan iman kepada Tuan kita Yesus”. (Kis 20:21) Jadi di ayat 20 ini, Paulus pasti tidak sedang memaksudkan bahwa dia pergi ke rumah rekan-rekan seimannya untuk mengunjungi atau menguatkan mereka, karena orang-orang Kristen itu sudah bertobat dan beriman kepada Yesus. Tapi, ayat ini menunjukkan bahwa Paulus dulunya mengabar dari rumah ke rumah di Efesus, termasuk ke rumah para pria yang sekarang sudah menjadi penatua itu. Dalam bukunya Word Pictures in the New Testament, Dr. A.T. Robertson mengatakan hal ini tentang Kis 20:20: ”Patut diperhatikan bahwa penginjil terbesar ini pergi dari rumah ke rumah untuk menginjil, bukan untuk bergaul.” (1930, Jil. III, hlm. 349-350) Dalam buku The Acts of the Apostles With a Commentary (1844), Abiel Abbot Livermore mengomentari kata-kata Paulus di Kis 20:20: ”Dia merasa tidak cukup kalau hanya sekadar menyampaikan ceramah di depan umum, . . . tapi dia dengan bersemangat menjalankan pelayanannya dari rumah ke rumah untuk menemui orang-orang secara pribadi, dan seolah-olah mengantarkan kebenaran ke rumah dan hati orang-orang Efesus.” (hlm. 270)​—Untuk penjelasan tentang terjemahan untuk ungkapan Yunani katʼ oikous (lit.: ”menurut rumah-rumah”), lihat keterangan tambahan Kis 5:42.

dorongan: Atau ”didesak oleh”. Lit.: ”terikat”. Yang Paulus rasakan di sini adalah perasaan wajib sekaligus perasaan ingin untuk mengikuti arahan kuasa kudus untuk pergi ke Yerusalem.

nyawaku: Atau ”jiwaku”. Di ayat ini, kata Yunani psykhe, yang dulunya diterjemahkan ”jiwa”, memaksudkan nyawa seseorang.​—Lihat ”Jiwa” di Daftar Istilah, dan lihat Lamp. A2.

mendapat berita Kerajaan dariku: Atau ”kukabari berita Kerajaan”. Kata Yunani yang dipakai di sini sebenarnya berbentuk aktif dan pada dasarnya berarti ”membuat pernyataan sebagai utusan kepada umum”. Kata itu menekankan cara pernyataan itu disampaikan, yaitu sebagai pengumuman kepada masyarakat dan bukan ceramah di hadapan sekelompok orang tertentu. Tema utama dari berita yang disampaikan orang Kristen adalah ”Kerajaan Allah”.​—Kis 28:31.

Kerajaan: Maksudnya, Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah tema utama seluruh isi Alkitab. Tema ini juga berulang kali disebutkan di buku Kisah. (Kis 1:3; 8:12; 14:22; 19:8; 20:25; 28:23, 31) Dalam beberapa terjemahan tertua, seperti Vulgata Latin dan Pesyita Siria, bagian ini diterjemahkan menjadi ”Kerajaan Allah”. Sebuah terjemahan bahasa Ibrani dari Kitab-Kitab Yunani Kristen (referensi J17 di Lamp. C4) menggunakan nama Allah di bagian ini dan menerjemahkannya menjadi ”Kerajaan Yehuwa”.

aku bersih dari darah semua orang: Atau ”aku tidak bersalah atas kematian siapa pun”. Di mata Allah, Paulus bersih dari darah semua orang karena dia terus memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah. Dia tidak menahan diri untuk memberi tahu orang-orang tentang berita yang bisa menyelamatkan kehidupan mereka. (Kis 18:6; bandingkan Yeh 33:6-8.) Paulus menyampaikan ”seluruh kehendak Allah” kepada murid-murid di Efesus karena dia tidak ingin seorang pun mati pada hari penghakiman Allah. (Kis 20:27) Orang Kristen juga dianggap berutang darah oleh Allah jika dia membunuh orang lain dengan sengaja ataupun tidak. Ini mencakup memberikan dukungan dalam bentuk apa pun bagi kegiatan organisasi yang berutang darah. Organisasi seperti itu mencakup ”Babilon Besar” (Why 17:6; 18:2, 4) dan semua organisasi lainnya yang juga menumpahkan darah orang yang tidak bersalah (Why 16:5, 6; bandingkan Yes 26:20, 21). Selain itu, mengonsumsi darah dengan cara apa pun juga membuat seseorang dianggap berutang darah.​—Kis 15:20.

seluruh kehendak Allah: Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ”kehendak” di sini adalah boule. (Bandingkan Ibr 6:17.) ”Kehendak Allah” yang dimaksud di sini adalah semua hal yang ingin Allah lakukan melalui Kerajaan-Nya, termasuk semua yang Allah tetapkan sebagai syarat untuk keselamatan. (Kis 20:25) Kata Yunani boule juga bisa berarti ”nasihat; arahan”.​—Luk 7:30, ctk.

Perhatikanlah: Atau ”Jagalah”. Semua domba dalam kawanan milik Yehuwa sangat berharga bagi-Nya, karena Dia telah membeli mereka ”dengan darah Putra-Nya sendiri”. Itu adalah pengorbanan terbesar di pihak Yehuwa. Para pengawas tahu bahwa Yehuwa sangat menyayangi domba-domba-Nya. Karena itu, mereka menjaga dan memperhatikan kesejahteraan setiap domba dalam kawanan.​—1Ptr 5:1-3.

pengawas: Kata Yunani untuk pengawas, episkopos, berkaitan dengan kata kerja episkopeo, yang artinya ”memperhatikan dengan saksama” (diterjemahkan menjadi ”hati-hatilah” di Ibr 12:15), dan juga dengan kata benda episkope, yang bisa berarti ”pemeriksaan” (Luk 19:44, Kingdom Interlinear; 1Ptr 2:12), ”menjadi pengawas” (1Tim 3:1), atau ”jabatan sebagai pengawas” (Kis 1:20). Jadi, pengawas adalah orang yang mengunjungi, memeriksa keadaan, dan mengarahkan orang-orang di dalam sidang. Kata Yunaninya mengandung makna mengawasi dengan tujuan untuk melindungi. Di dalam sidang Kristen, para pengawas bertanggung jawab untuk mengurus kebutuhan rohani rekan-rekan seiman mereka. Di ayat ini, Paulus menggunakan kata ”pengawas” sewaktu berbicara kepada ”para penatua” dari sidang Efesus. (Kis 20:17) Dan dalam suratnya kepada Titus, dia memakai kata ”pengawas” sewaktu memberitahukan persyaratan untuk menjadi penatua di sidang. (Tit 1:5, 7) Jadi, kata ”pengawas” dan ”penatua” memaksudkan jabatan yang sama. Kata presbyteros menunjukkan bahwa orang yang dilantik itu matang secara rohani, sementara episkopos menekankan tugas-tugas yang harus dia jalankan. Catatan tentang pertemuan Paulus dengan para penatua dari Efesus ini menunjukkan bahwa di sidang itu ada lebih dari satu penatua. Tidak ada aturan tentang berapa banyak seharusnya jumlah penatua di satu sidang. Jumlahnya bergantung pada berapa banyak pria di sidang itu yang memenuhi syarat untuk menjadi penatua, atau dengan kata lain, matang secara rohani. Waktu menulis suratnya kepada sidang di Filipi, Paulus juga menyebutkan bahwa di sana, ada ”para pengawas”. (Flp 1:1) Ini menunjukkan bahwa mereka melayani sebagai satu badan penatua yang mengawasi berbagai hal di sidang itu.​—Lihat keterangan tambahan Kis 1:20.

Allah: Beberapa manuskrip kuno menggunakan kata Kyrios (Tuan; Tuhan) di sini. Tapi, manuskrip-manuskrip yang paling tua memakai kata Theos (Allah), dan menurut banyak pakar, memang kata itulah yang dipakai di teks aslinya.

dengan darah Putra-Nya sendiri: Lit.: ”melalui darah milik sendiri”. Dari sisi tata bahasa, ungkapan Yunaninya juga bisa diterjemahkan menjadi ”dengan darah-Nya sendiri; dengan darah milik-Nya sendiri”. Dalam bahasa Yunani, ungkapan ho idios (”milik sendiri”) dapat berdiri sendiri tanpa harus diperjelas dengan tambahan kata benda dan kata ganti kepemilikan. Konteksnya-lah yang bisa memperjelas apa yang dimaksud. Tapi, sewaktu diterjemahkan ke bahasa lain, biasanya ungkapan ”milik sendiri” harus diperjelas dengan menambahkan kata benda dan kata ganti kepemilikan. Misalnya, di Yoh 1:11, ungkapan Yunani ho idios (”milik sendiri”) digunakan dua kali. Yang pertama memaksudkan ”daerah asal milik sendiri” (diterjemahkan menjadi ”daerah asalnya”), dan yang kedua memaksudkan ”bangsa milik sendiri” (diterjemahkan menjadi ”bangsanya sendiri”). (Bandingkan Yoh 13:1 dan juga Kis 24:23. Di dua ayat itu, ho idios diterjemahkan menjadi ”para pengikutnya” dan ”teman-temannya”.) Dalam papirus-papirus Yunani selain Alkitab, ungkapan ho idios dipakai sebagai panggilan sayang bagi anggota keluarga dekat. Orang berbahasa Yunani yang membaca ayat ini akan langsung memahami dari konteksnya bahwa yang dimaksud bukanlah ”dengan darah milik-Nya sendiri” dan ada kata benda yang tersirat sebelum ”milik-Nya sendiri”. Mereka paham bahwa kata benda itu memaksudkan Putra tunggal Allah, Yesus Kristus, yang darahnya memang telah dicurahkan. Karena itu, ada cukup banyak pakar dan penerjemah Alkitab yang mengakui bahwa konteksnya menyiratkan bahwa kata ”Putra” bisa dianggap ada di sini dan arti ungkapan ini adalah ”dengan darah Putra milik-Nya sendiri”. Jadi, mereka menerjemahkan bagian ini menjadi ”dengan darah Putra-Nya sendiri”.

Allah: Beberapa manuskrip menggunakan kata Kyrios (Tuan; Tuhan) di sini. Tapi, kebanyakan manuskrip memakai kata Theos (Allah).

kata-kata Tuan Yesus: Hanya Paulus yang menyebutkan bahwa Yesus pernah mengatakan, ”Lebih bahagia memberi daripada menerima,” walaupun ada beberapa ayat yang intinya mirip dengan itu di Injil dan buku-buku lainnya di Alkitab. (Mz 41:1; Ams 11:25; 19:17; Mat 10:8; Luk 6:38) Paulus bisa jadi diberi tahu tentang kata-kata itu secara lisan, mungkin oleh orang yang mendengar langsung Yesus mengatakannya. Atau, dia bisa jadi mendengar kata-kata itu diucapkan oleh Yesus yang sudah dibangkitkan ke surga atau mungkin mendengarnya di dalam sebuah penglihatan.​—Kis 22:6-15; 1Kor 15:6, 8.

memeluk Paulus: Atau ”merangkul leher Paulus”. Di dalam Alkitab, tindakan memeluk seseorang sambil menciumnya dan menangis adalah ungkapan kasih sayang yang mendalam. Pasti seperti itulah perasaan para penatua ini kepada Paulus.​—Lihat juga Kej 33:4; 45:14, 15; 46:29; Luk 15:20.

mencium dia: Atau ”mencium dia dengan lembut; mencium dia dengan penuh kasih sayang”. Karena Paulus dengan tulus menyayangi rekan-rekan seimannya, mereka juga menyayangi dia. Pada zaman Alkitab, kasih sayang antara dua orang yang akrab sering kali ditunjukkan dengan ciuman. (Kej 27:26; 2Sam 19:39) Kadang, seseorang mencium keluarga atau sahabat sambil memeluk dia dan menangis. (Kej 33:4; 45:14, 15; Luk 15:20) Kata Yunani yang diterjemahkan ”mencium” di sini adalah kata kerja fileo dalam bentuk yang maknanya lebih kuat. Kata itu kadang diterjemahkan menjadi ”cium; mencium” (Mat 26:48; Mrk 14:44; Luk 22:47), tapi kata itu lebih sering berarti ”menyayangi” (Yoh 5:20; 11:3; 16:27).​—Bandingkan keterangan tambahan Mat 26:49.

Media

Kunjungan Paulus ke Miletus
Kunjungan Paulus ke Miletus

Di peta diperlihatkan lokasi kota Miletus kuno yang terletak di pesisir barat Asia Kecil, yang sekarang adalah bagian dari Turkiye. Alkitab mencatat bahwa Paulus mengunjungi Miletus setidaknya dua kali. Dia pertama kali mengunjungi kota itu di akhir perjalanan utusan injilnya yang ketiga (sekitar 56 M). Dalam perjalanan menuju Yerusalem, kapal yang Paulus tumpangi berhenti di Miletus, dan dari sana, Paulus memanggil para penatua di sidang Efesus untuk mengadakan pertemuan penting. Untuk sampai di Miletus, para penatua itu menempuh perjalanan sejauh kira-kira 70 km, melewati jalan darat dan mungkin juga menggunakan kapal feri. Saat akan berpisah dengan Paulus, para penatua itu menangis tersedu-sedu. Lalu, mereka mengantar Paulus ke kapal yang akan Paulus tumpangi untuk melanjutkan perjalanannya. (Kis 20:17-38) Kelihatannya, Paulus kembali mengunjungi Miletus setelah dibebaskan dari pemenjaraannya yang pertama di Roma. Dia menulis bahwa dia ”meninggalkan Trofimus di Miletus karena [Trofimus] sakit”.​—2Tim 4:20.

1. Salah satu bagian dari pelabuhan kota Miletus kuno. Karena ada pendangkalan laut, reruntuhan kota ini sekarang terletak kira-kira 8 km dari garis pantai.

2. Teater ini awalnya dibangun pada abad ketiga SM tapi pernah direnovasi beberapa kali.

3. Peta ini menunjukkan garis pantai zaman dulu.

Mengabar dari Rumah ke Rumah
Mengabar dari Rumah ke Rumah

Setelah Pentakosta 33 M, murid-murid Yesus terus mengunjungi rumah orang-orang untuk memberitakan kabar baik. Walaupun mereka diperintahkan untuk ”berhenti berbicara”, Alkitab mengatakan bahwa ”setiap hari, di bait dan dari rumah ke rumah, mereka tanpa henti mengajar dan memberitakan kabar baik tentang Kristus, yaitu Yesus”. (Kis 5:40-42) Sekitar tahun 56 M, Rasul Paulus memberi tahu para penatua di Efesus, ”Aku tidak menahan diri untuk . . . mengajar kalian di depan umum dan dari rumah ke rumah.” (Kis 20:20) Dulunya, para penatua itu belum menjadi murid Yesus, jadi Paulus mengabar kepada mereka agar mereka tahu ”tentang pertobatan kepada Allah dan iman kepada Tuan kita Yesus”. (Kis 20:21) Waktu Paulus bertemu dengan orang-orang yang berhati tulus, dia pasti kembali mengunjungi rumah mereka untuk mengajarkan lebih banyak hal. Dan setelah orang-orang itu menjadi murid Yesus, Paulus pasti berkunjung untuk memperkuat iman mereka.​—Lihat keterangan tambahan Kis 5:42; 20:20.

Serigala
Serigala

Serigala (Canis lupus) di Israel biasanya mencari mangsa di malam hari. (Hab 1:8) Sifatnya buas, rakus, nekat, dan serakah. Mereka sering kali membunuh lebih banyak domba daripada yang bisa mereka makan atau bawa pergi. Di Alkitab, binatang serta ciri-ciri dan kebiasaannya sering digunakan untuk menggambarkan sifat yang baik maupun buruk. Misalnya, dalam nubuat Yakub sebelum dia meninggal, suku Benyamin digambarkan sebagai pejuang yang bagaikan serigala. (Kej 49:27) Tapi, serigala lebih sering digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat buruk, seperti garang, serakah, kejam, dan licik. Orang-orang yang diumpamakan seperti serigala mencakup nabi palsu (Mat 7:15), orang-orang yang menentang pelayanan pengikut Kristus dengan sengit (Mat 10:16; Luk 10:3), dan guru palsu yang membahayakan orang Kristen dari dalam sidang (Kis 20:29, 30). Para gembala tahu persis betapa bahayanya serigala itu. Yesus pernah berbicara tentang ”buruh upahan”, yang ”melihat serigala datang” lalu ”lari meninggalkan [domba]”. Tapi, berbeda dengan buruh upahan itu, yang ”tidak peduli dengan domba”, Yesus adalah ”gembala yang baik”, yang ”menyerahkan nyawanya demi domba-domba”.​—Yoh 10:11-13.