Hargai Keloyalan dan Pengampunan Yehuwa
”Engkau, oh, Yehuwa, baik dan siap mengampuni; dan kebaikan hati yang penuh kasih berlimpah bagi semua orang yang berseru kepadamu.”
1, 2. (a) Mengapa kita menghargai sahabat yang loyal dan suka mengampuni? (b) Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas?
MENURUT Saudara, seperti apa sahabat sejati itu? ”Buat saya, sahabat sejati adalah orang yang selalu siap membantu dan yang mengampuni kita jika kita berbuat salah,” kata seorang saudari bernama Ashley. Kita semua pasti menghargai sahabat yang loyal dan suka mengampuni. Mereka membuat kita merasa aman dan disayangi.
2 Yehuwa adalah Sahabat kita yang paling loyal dan suka mengampuni. Sang pemazmur mengungkapkan hal itu dengan kata-kata, ”Engkau, oh, Yehuwa, baik dan siap mengampuni; dan kebaikan hati yang penuh kasih [atau, ”kasih yang loyal”] berlimpah bagi semua orang yang berseru kepadamu.” (Mz. 86:5) Apa artinya loyal dan suka mengampuni? Bagaimana Yehuwa menunjukkan sifat-sifat yang sangat bagus itu? Dan, bagaimana kita bisa meniru teladan-Nya? Jawabannya akan membuat kita semakin mengasihi Sahabat terbaik kita, Yehuwa. Hal itu juga akan memperkuat persahabatan kita dengan saudara-saudari.
YEHUWA ITU LOYAL
3. Apa artinya bersikap loyal?
3 Keloyalan adalah sifat yang menyejukkan hati, yang mencakup pengabdian dan kesetiaan yang tak tergoyahkan. Orang yang loyal tidak angin-anginan. Sebaliknya, ia akan dengan penuh kasih mengikatkan diri pada seseorang (atau sesuatu), dan berpaut erat pada orang (atau hal) tersebut sekalipun situasinya sulit. Ya, Yehuwa adalah ’Pribadi yang paling loyal’.
4, 5. (a) Bagaimana Yehuwa menunjukkan keloyalan? (b) Bagaimana kita bisa dikuatkan dengan merenungkan keloyalan Yehuwa?
4 Bagaimana Yehuwa menunjukkan keloyalan? Ia tidak pernah meninggalkan para penyembah-Nya yang setia. Salah satu penyembah-Nya, Raja Daud, meneguhkan hal tersebut. (Baca 2 Samuel 22:26.) Selama masa-masa sulit yang Daud hadapi, Yehuwa dengan loyal membimbing, melindungi, dan menyelamatkan Daud. (2 Sam. 22:1) Daud tahu bahwa keloyalan Yehuwa tidak hanya di bibir saja. Mengapa Yehuwa loyal kepada Daud? Karena Daud sendiri adalah ”orang yang loyal”. Yehuwa menghargai keloyalan para penyembah-Nya, dan Ia membalasnya dengan menunjukkan keloyalan kepada mereka.
5 Kita bisa dikuatkan jika kita merenungkan keloyalan Yehuwa. ”Sewaktu membaca tentang cara Yehuwa membantu Daud di saat-saat susah, saya merasa sangat dikuatkan,” kata Reed, seorang saudara yang setia. ”Bahkan ketika Daud menjadi buron dan keluar-masuk gua, Yehuwa terus mendukungnya. Menurut saya, hal itu sangat membesarkan hati! Saya jadi diingatkan bahwa tidak soal bagaimana keadaannya, dan tidak soal betapa parah situasinya, selama saya loyal kepada Yehuwa, Ia akan siap membantu saya.” Pastilah Saudara juga merasakan hal yang sama.
6. Dengan cara apa lagi Yehuwa menunjukkan keloyalan? Apa manfaat hal itu bagi para penyembah-Nya?
6 Dengan cara apa lagi Yehuwa menunjukkan keloyalan? Dengan selalu berpaut pada standar-Nya. Ia meyakinkan kita dengan mengatakan, ”Bahkan sampai usia tuamu aku tetap Pribadi yang sama.” (Yes. 46:4) Ia selalu membuat keputusan berdasarkan standar-Nya tentang yang benar dan yang salah, dan standar-Nya itu tidak pernah berubah. (Mal. 3:6) Selain itu, Ia selalu memenuhi janji-janji-Nya. (Yes. 55:11) Ya, keloyalan Yehuwa bermanfaat bagi semua penyembah-Nya yang setia. Mengapa demikian? Jika kita berupaya sebisa-bisanya untuk menaati hukum-hukum Yehuwa, kita bisa yakin bahwa Ia akan menepati janji-Nya untuk memberkati kita.
TIRULAH KELOYALAN YEHUWA
7. Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehuwa?
7 Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehuwa? Salah satu caranya adalah dengan melakukan sesuatu yang baik untuk orang yang sedang menghadapi kesukaran. (Ams. 3:27) Misalnya, apakah ada rekan seiman yang sedang kecil hati, mungkin karena problem kesehatan, tentangan keluarga, atau kelemahan pribadi? Cobalah berinisiatif untuk memberikan ”kata-kata yang baik, kata-kata yang menghibur”. (Za. 1:13) * Dengan melakukannya, Saudara akan terbukti sebagai sahabat sejati yang loyal, yang ’lebih karib daripada seorang saudara’.
8. Bagaimana kita bisa meniru keloyalan Yehuwa, misalnya dalam perkawinan?
8 Kita juga bisa meniru keloyalan Yehuwa dengan tetap setia pada orang yang kita sayangi. Misalnya, kalau kita sudah menikah, kita tahu bahwa kita harus setia pada teman hidup kita. (Ams. 5:15-18) Jadi, kita tidak akan melakukan apa pun yang bisa berujung pada perzinaan. (Mat. 5:28) Selain itu, kita menunjukkan keloyalan pada rekan seiman dengan menjauhi gosip yang menyakitkan atau fitnah; tidak menyebarkan atau bahkan mendengarkan omongan negatif semacam itu.
9, 10. (a) Kepada siapa khususnya kita ingin tetap loyal? (b) Mengapa menaati perintah Yehuwa tidak selalu mudah?
9 Yang terutama, kita ingin tetap loyal kepada Yehuwa. Bagaimana caranya? Dengan berupaya memiliki cara pandang Yehuwa, yaitu dengan mengasihi apa yang Ia kasihi dan membenci apa yang Ia benci, lalu bertindak sesuai dengan hal itu. (Baca Mazmur 97:10.) Semakin kita berupaya menyelaraskan pikiran dan perasaan kita dengan pikiran dan perasaan Yehuwa, kita akan semakin termotivasi untuk menaati perintah-perintah-Nya.
10 Memang, menaati perintah Yehuwa tidak selalu mudah. Kita mungkin harus berjuang agar tetap loyal. Sebagai contoh, beberapa saudara-saudari lajang ingin menikah tetapi belum menemukan pasangan yang cocok di antara para penyembah Yehuwa. (1 Kor. 7:39) Seorang saudari lajang mungkin selalu dijodoh-jodohkan oleh teman-teman sekerjanya yang tidak seiman. Bisa jadi, saudari itu sedang berjuang mengatasi rasa kesepian. Namun, ia berupaya keras untuk mempertahankan integritasnya kepada Yehuwa. Pastilah kita menghargai teladan keloyalan yang luar biasa semacam itu! Yehuwa pun pasti akan mengupahi semua orang yang tetap setia kepada-Nya sekalipun menghadapi keadaan yang sulit.
YEHUWA SUKA MENGAMPUNI
11. Apa artinya suka mengampuni?
11 Salah satu sifat Yehuwa yang paling menyentuh hati adalah kerelaan-Nya untuk mengampuni. Apa artinya suka mengampuni? Pada dasarnya, itu berarti memaafkan orang yang berbuat salah jika memang ada alasan untuk melakukannya. Hal itu tidak berarti bahwa orang yang suka mengampuni akan menyetujui perbuatan itu atau menganggapnya tidak pernah terjadi. Sebaliknya, ia memutuskan untuk menyingkirkan kekesalan dari hatinya. Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa ”siap mengampuni” orang yang sungguh-sungguh bertobat.
12. (a) Seperti apa pengampunan Yehuwa itu? (b) Apa artinya jika dosa seseorang ”dihapus”?
12 Seperti apa pengampunan Yehuwa itu? Sewaktu Yehuwa mengampuni seseorang, Ia ”memberi ampun dengan limpah”; Ia mengampuni dengan sepenuhnya dan secara permanen. (Yes. 55:7) Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa mengampuni dengan sepenuhnya? Coba perhatikan jaminan di Kisah 3:19. (Baca.) Rasul Petrus mendesak para pendengarnya untuk ’bertobat dan berbalik’. Pertobatan yang sungguh-sungguh berarti seorang pedosa menyesali perbuatannya. Dia juga akan bertekad untuk tidak mengulangi dosanya. (2 Kor. 7:10, 11) Selain itu, jika ia sungguh-sungguh bertobat, ia akan tergerak untuk ’berbalik’, meninggalkan jalannya yang salah, dan menempuh haluan yang menyenangkan Yehuwa. Jika orang-orang yang mendengarkan Petrus menunjukkan pertobatan seperti itu, apa hasilnya? Petrus mengatakan bahwa dosa-dosa mereka akan ”dihapus”. Kata itu berasal dari bahasa Yunani yang artinya ”menyapu bersih”. Jadi, ketika Yehuwa mengampuni seseorang, Ia menghapus dosanya sampai bersih tanpa bekas. Ya, Ia mengampuni sepenuhnya.
13. Kata-kata ”dosa mereka tidak akan kuingat lagi” meyakinkan kita akan hal apa?
13 Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa mengampuni secara permanen? Perhatikan nubuat Yeremia tentang perjanjian baru yang diadakan dengan orang Kristen terurap. Dengan adanya perjanjian itu, orang-orang yang beriman pada tebusan dapat diampuni sepenuhnya. (Baca Yeremia 31:34.) Yehuwa mengatakan, ”Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan dosa mereka tidak akan kuingat lagi.” Jadi, Yehuwa meyakinkan kita bahwa setelah Ia mengampuni, Ia tidak akan mempersoalkan dosa itu lagi di kemudian hari. Ia tidak akan mengungkit-ungkit lagi dosa kita dengan maksud menghukum kita berulang kali. Sebaliknya, Yehuwa mengampuni dosa itu dan melupakannya, secara permanen.
14. Bagaimana kita bisa terhibur dengan merenungkan pengampunan Yehuwa? Berikan contoh.
14 Hati kita akan terhibur jika kita merenungkan pengampunan Yehuwa. Perhatikan contoh berikut. Bertahun-tahun yang lalu, seorang saudari, kita sebut saja Elaine, dipecat. Beberapa tahun kemudian, dia diterima kembali. Elaine mengakui, ”Meskipun saya bilang pada diri sendiri dan orang-orang bahwa saya yakin Yehuwa sudah mengampuni saya, tetap saja saya merasa sepertinya Yehuwa jauh dari saya atau orang lain lebih akrab dengan-Nya dan Ia lebih nyata bagi mereka.” Namun, Elaine merasa terhibur setelah membaca dan merenungkan kata-kata dalam Alkitab yang menggambarkan pengampunan Yehuwa. ”Saya jadi lebih merasakan kasih dan kelembutan Yehuwa terhadap saya dibandingkan yang sudah-sudah,” sambung Elaine. Dia khususnya merasa tersentuh oleh kata-kata ini, ”Sewaktu Yehuwa mengampuni dosa-dosa kita, kita tidak perlu takut kalau-kalau noda dosa-dosa itu akan terus melekat pada diri kita sepanjang sisa hidup kita.” * Elaine mengatakan, ”Saya sadar bahwa saya tadinya tidak percaya Yehuwa bisa mengampuni saya sepenuhnya, dan saya pikir saya akan memikul beban ini seumur hidup. Memang butuh waktu, tetapi sekarang saya sudah mulai merasa yakin bahwa saya bisa mendekat kepada Yehuwa, dan rasanya beban itu sudah diangkat dari pundak saya.” Betapa pengasih dan pengampun Allah yang kita sembah itu!
TIRULAH YEHUWA DALAM MENGAMPUNI
15. Bagaimana kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni?
15 Kita bisa meniru Yehuwa dalam mengampuni dengan memilih untuk memaafkan satu sama lain jika memang ada alasan untuk itu. (Baca Lukas 17:3, 4.) Ingatlah bahwa kalau Yehuwa mengampuni, Ia melupakan dosa-dosa kita, dalam arti Ia tidak akan mengungkit-ungkitnya lagi di kemudian hari. Demikian pula, kalau kita mengampuni orang lain, kita hendaknya melupakan kesalahannya dan tidak mengungkit-ungkitnya lagi di masa depan.
16. (a) Apakah suka mengampuni berarti kita menyetujui perbuatan salah atau mengizinkan orang lain memperlakukan kita dengan tidak adil? Jelaskan. (b) Agar diampuni Allah, apa yang harus kita lakukan?
16 Suka mengampuni bukan berarti menyetujui perbuatan salah atau mengizinkan orang lain memperlakukan kita dengan tidak adil. Bukan. Suka mengampuni berarti kita memutuskan untuk berhenti merasa kesal. Dan yang lebih penting, agar kita diampuni Allah, kita harus meniru Yehuwa dalam mengampuni orang lain. (Mat. 6:14, 15) Lagi pula, Yehuwa memaklumi ketidaksempurnaan kita karena Ia ingat bahwa ”kita ini debu”. (Mz. 103:14) Maka, tidakkah kita tergerak untuk memaklumi kekurangan sesama kita dengan mengampuni mereka dengan lapang hati?
17. Jika kita disakiti oleh rekan seiman, apa yang bisa membantu kita mengampuninya?
17 Memang, mengampuni itu tidak selalu mudah. Bahkan beberapa orang Kristen terurap di abad pertama pun merasa sulit menyelesaikan perselisihan mereka. (Flp. 4:2) Jika kita disakiti oleh rekan seiman, apa yang bisa membantu kita mengampuninya? Ingatlah kisah Ayub. Dia merasa sangat sakit hati ketika ”teman-temannya”, yaitu Elifaz, Bildad, dan Zofar, melontarkan tuduhan palsu terhadapnya. (Ayb. 10:1; 19:2) Pada akhirnya, Yehuwa memarahi para penuduh itu. Allah memerintahkan mereka untuk mendatangi Ayub dan mempersembahkan korban untuk dosa-dosa mereka. (Ayb. 42:7-9) Tetapi, Ayub juga diminta untuk melakukan sesuatu. Apa itu? Yehuwa memerintahkan Ayub untuk berdoa demi kepentingan orang-orang yang telah menuduhnya. Ayub memenuhi permintaan Yehuwa, dan Yehuwa pun memberkati dia karena rela mengampuni. (Baca Ayub 42:10, 12, 16, 17.) Apa pelajarannya? Jika kita mendoakan orang yang telah bersalah kepada kita, kita akan lebih mudah menyingkirkan kekesalan kita.
TERUSLAH HARGAI SEPENUHNYA SIFAT-SIFAT YEHUWA
18, 19. Bagaimana kita bisa terus memperbesar penghargaan kita akan sifat-sifat Yehuwa yang menyentuh hati?
18 Kita tentu disegarkan setelah membahas berbagai aspek dari kepribadian Yehuwa yang penuh kasih. Kita sudah belajar bahwa Yehuwa itu mudah didekati, tidak berat sebelah, murah hati, masuk akal, loyal, dan suka mengampuni. Memang, yang kita pelajari itu baru kulit luarnya saja. Kita punya kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang Yehuwa selama-lamanya. (Pkh. 3:11) Kita tentu setuju dengan kata-kata rasul Paulus ini, ”Oh, dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah”
19 Semoga kita semua terus memperbesar penghargaan kita akan sifat-sifat Yehuwa yang menyentuh hati. Kita bisa melakukannya dengan mempelajari, merenungkan, dan meniru sifat-sifat-Nya itu. (Ef. 5:1) Dengan melakukannya, perasaan kita tentu akan semakin mirip dengan apa yang dinyanyikan oleh sang pemazmur, ”Mengenai aku, baiklah bagiku untuk datang mendekat kepada Allah.”
^ par. 7 Saran-saran yang bagus tentang hal ini dapat dilihat dalam artikel ”Sudahkah Saudara Menganjurkan Seseorang Akhir-Akhir Ini?” di Menara Pengawal 15 Januari 1995 dan artikel ”Menggerakkan kepada Kasih dan Pekerjaan Baik